Jumat, 18 November 2011

Doa dan kasih sayang orangtua

Banyak perempuan memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah ditinggal sang suami. Mereka memilih untuk membesarkan anak-anak secara orang tua tunggal. Perlu keberanian dan kekuatan tersendiri untuk menghadapinya, terlebih jika anak yang menjadi warisan sang suami jumlahnya tidak sedikit. Tiga perempuan dengan jumlah anak bervariasi, yakni 7 orang, 12 orang, dan 15 orang, akan membagi kisahnya di mading ini.
Bu sulafiah (49), adalah seorang ibu yang harus menjanda di usia 41 tahun. Suaminya, , meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas di tahun 2004. Bpk slamet bekerja sebagai pegawai negeri sipil tak banyak meninggalkan banyak harta warisan kecuali sebuah rumah tempat mereka berteduh serta 2 orang anak yang masih duduk di sekolah menengah atas dan 1 anak masih menempuh perkuliahan di PENS-ITS.
Perempuan yang selama ini hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini mengaku sempat shock dengan takdir yang menimpanya, dulu berkecukupan namun saat itu terbalik 180 derajat. “Saya sempet shock, sampai kemudian saya mulai menerima dengan keadaan yang telah saya alami karena itu semua adalah qodar yang sudah diberikan oleh Alloh”.
Bu Sulfiah  dan 3 anaknya yang hanya diwarisi rumah itu tanpa harta apapun kemudian dengan di bantu ke-3 anaknya Bu sufliah mulai usaha jualan nasi di kantin sampoerna. Hasil uang jualan itu digunakan untuk kehidupan sehari- hari dan juga untuk membiayai ke-3 anak nya. Si anak juga ikhlas membantu ibunya walaupun setiap berangkat ke sekolah dengan memakai seragam sekolah harus membawa nasi + sayur untuk jualan di kantin pabrik sampoerna sehingga membuat para karyawan dan manager sampoerna iba.
Dan jika si anak telat datang ke sekolah maka semua Gurunya sudah memaklumi karena harus mengantarkan jualan ibunya ke kantin. Sampai-sampai kalau tidak telat, teman-temannya bertanya “loh kamu kok gak telat”.
Perempuan yang dulunya hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini akhirnya bertekad ingin ke-3 anaknya sukses di dunia maupun akhirat. Dalam urusan pendidikan bu sulafiah memiliki aturan ketat, yaitu beliau selalu menekankan kepada ke-3 anaknya walaupun dengan keterbatasan yang ada tetapi ke-3 anaknya harus tetap mengenyam pendidikan yang layak sampai perguruan tinggi. “Maafkan ibu ya nak.., ibu dan bapak tidak bisa memberikan warisan yang cukup, Ibu hanya bisa memberikan ilmu pada kalian. InsyaAllah dengan ilmu ini kalian akan bisa sukses meraih cita-cita kalian dan selalu yakinlah dengan pertolongan Allah”.
Dengan upayanya yang tertatih-tatih, Bu Sulafiah kini telah berhasil meraup kebahagiaan. Ke-3 anaknya mempunyai prestasi yang membanggakan dalam hal pendidikan dan kini mereka sudah menjadi sarjana, sudah bekerja, bahkan sudah menikah. Adapun anak bu sulafiah yang pertama bernama Firman, kuliah di PENS-ITS yang pernah mendapat juara I nasional dan masuk 8 besar di Korsel dalam kontes lomba robot dan sekarang bekerja sebagai engineering untuk menjalankan robot di nestle.
Anak yang kedua bernama Farid, kuliah di UNAIR yang pernah mendapat juara I nasional lomba karikatur bertema lingkungan dan sekarang bekerja sebagai guru SMK Farmasi di malang. Sedangkan anak yang terakhir bernama Firdaus Nurdian Syah, kuliah di PENS-ITS yang pernah mendapat juara I nasional dan juara II se-Asia Pasific di Vietnam dalam kontes lomba robot dan sekarang bekerja sebagai Direktur dan salah satu Owner PT. Anriz Global yang bergerak dalam bidang export-import komputer dan barang elektronik lainnya.
Selain itu firdaus pun juga punya prestasi  di bidang agama yaitu menjadi Mubalegh yang Sarjana dan dalam bidang organisasi di tingkat jawa timur menjadi sekretariat team ICT dan di surabaya dia menjadi ketua team ICT surabaya sedangkan di tingkat kelompok dia menjadi koodinator di tingkat generus.
Dari semua pencapaian yang di dapat ke-3 anak tersebut itu semata- mata tidak lepas dari perjuangan Bu Sulfiah. Kunci sukses mendidik anak menurut bu Sulafiah adalah :

“Keikhlasan dan kesabaran orang tua mendidik dan memberi sesuatu kepada anak itu yang membuat anak lebih termotivasi untuk terus berprestasi dan jangan mengharapkan imbalan dari apa yang telah anda berikan pada anak, selalu membantu sesama dengan ikhlas dan percaya serta tabah terhadap qodarNya”

Bagi seorang ibu jangan lupa untuk selalu terus dan terus mendoakan anak-anaknya, karena doa ibu adalah doa yang mustajab untuk anaknya. Dan yang terakhir jadilah orang tua sebagai orang yang paling dipercaya sehingga anak dapat terbuka dan mencurahkan segala hal yang ada dalam hatinya.

“Berilah kasih sayang yang besar terhadap anak , bukan kasih sayang yang memanjakan tapi yang mendidik dan membuat seorang anak menjadi mandiri”

Inilah sebuah kisah tentang perjuangan dan perjuangan seorang ibu dalam kapasitasnya sebagai orang tua tunggal. Mereka yang telah menyerahkan seluruh upaya demi pendidikan dan masa depan anak-anaknya untuk kehidupan di dunia dan akhirot.

Jumat, 11 November 2011

Biography me

Asslamualaikum wr.wb.
Ahlan wasahlan ya akhie ya ukhtie, perkenalkan nama ane khairin nafisah biasa di panggil nafi atau fissah
kata mama ku siih nama itu di ambil suatu surah dalam al-quran yaitu surah al -qadr,arti dri nama ku itu adalah cahaya seribu bulan kebaikan baguskan...:) hhheee. Aku lahir di kluaraga yang alahamdulillah lengkap aku anak ke-5 dri 6 bersaudara whhhaaa.. banyak kan maklum pada jaman abie ma umie blum ada KB jadi ya gini deh..
kata orang zaman dulu tu baanyak anak banyak rejeki naa mungkin dulu itu mama ma abie mikir.a kyk gtu..
kembali ke topik semula,oh iya aku punya saudara kembar lo namanya M.Amin Kurdi dia sekrang duduk di kelas 2 tsanawiyah dia itu superrr bandell uggh..klau di rumah tu yha aku tu kyk anjing ma kucing ga prnah akur  hhhaaa.. tapi gtu2 aku syank banget sama adik kecil ku yang satu itu wlaupun gak nyebilin...
ssssstttt klau yg bca ini jangan bilang bilang ama dia yha ntar dia besar kpala...heee
aku skarang duduk di kelas XI NATURAL SCIENCE 3...
Alhamdullillah yha..:)